Rabu, 24 Februari 2010

cobaan hidup

COBAAN HIDUP

Aku berprofesi sebagai pemulung. Aku tinggal bersama istri dan seorang anak. Kehidupan keluargaku sangat pas-pasan. Tapi,kalau aku bekerja tidak mendapatkan uang mereka harus menahan lapar. Meskipun begitu,mereka tetap bersyukur dan tidak mengeluh.

Waktu shubuh telah tiba. Aku bergegas untuk melaksanakan sholat shubuh. Setelah itu, aku berangkat bekerja memunguti sampah yang dapat dijual. Dalam bekerja aku hanya bermodalkan sebuah tongkat besi dan satu karung bekas. Hanya itu yang dapat aku kerjakan karena aku,tidak memiliki keahlian yang lain.

Setelah 15menit,aku sampai di pasar. Aku segera memunguti sampah-sampah yang dapat dimanfaatkan untuk dijual. Sampah demi sampah berhasil aku kumpulkan. Setelah karung yang aku bawa penuh,aku istirahat sejenak untuk menghilangkan kepenatan. Lelah dan haus tidak aku pedulikan demi anak dan istriku. Setelah istirahat aku bergegas pulang.

Dalam perjalanan pulang tiba-tiba aku dilempari sebuah dompet oleh seseorang. Saatku buka, ternyata isinya uang. Aku langsung mengumumkan kepada semua orang di pasar,tentang dompet itu. Tanpa aku sadari, orang-orang langsung menghajarku,aku langsung babak belur. Dalam hatiku,aku bertanya!”apa salahku?” setelah itu aku dibawa ke kantor polisi.

“apa salahku pak?”tanyaku kepada pak polisi.

“kamu sudah mencopet!”jawab pak polisi.

Dalam keadaan bingung aku menjawab!”saya tidak mencopet,tadi saya dilempari dompet oleh seseorang pak!”

Seketika itu aku langsung dimasukkan penjara. Dalam penjara,hatiku bertanya!”apa yang dimakan anak dan istriku di rumah?” aku hanya bisa berdo’a dalam menghadapi semua ini. Tidak ku sangka,malam ini aku harus tidur di dalam penjara.

Keesokan harinya,do’aku terkabulkan. Pencopet yang asli dapat ditangkap. Pencopet itu masih tetanggaku.” Ternyata dia pencurinya!”kataku dalam hati .

“kamu bebas! “kata seoarang polisi.

Saat itu,aku langsung sujud syukur,karena telah dibebaskan. Setelah bebas,sedih dan sakit yang aku rasakan tidak aku pikirkan. Yang aku pikirkan saat ini hanya istri dan anakku. Aku segera pulang.

“mengapa bapak kemarin tidak pulang?”Tanya istriku.

“bapak kemarin dituduh mencopet dan di masukkan dalam penjara!”jawabku.

“kemarin kalian makan apa?”tanyaku dengan cemas.

“kami diberi makanan oleh para tetangga pak!”jawab istriku.

Aku merasa lega,karena istri dan anakku kemarin tidak kelaparan.

8 komentar:

  1. cerpennya sudah menarik tapi sayangnya terlalu singka, dan penggunaan huruf besar kecilnya perlu diperhatikan contohnya pada kata "pak" seharusnya kata ganti nama orang harus menggunakan huruf besar pada awal kata. moga kririk dan saran ku dapat menambah cerpen menjadi lebih bagus lagi. Thxs.........

    BalasHapus
  2. wah konflik cerpennya baguz skaleee tapi sayang kurang diperluas lagi permasalahannya biar lebih seru gitoo.

    BalasHapus
  3. Cerita nya dah bagus tapi kata kata terlalu singkat n kurang luas konflik nya

    BalasHapus
  4. saya terkesan sekali dengan blog anda

    BalasHapus
  5. sebelum berkomentar, saya mohon maaf.
    Untuk pembuka kurang bagus.....
    Thnkkkss

    BalasHapus
  6. sip, selamat Hafidz sudah menulis cerpen yang mampu berkisah. "kisah" itu disampaikan pengarang dengan menggarap tokoh, latar, plot dan lain-lain. Hafidz perlu mengisahkan misalnya nama tokoh, tempat tinggalnya seperti apa. Tetanga yang ternyata pencuri itu siapa namanya, dan bagaimana kebiasaan sehari-hari sehingga tega mencuri dan "menjebak" sang tokoh Aku.



    nah, sebenarnya

    BalasHapus
  7. Wah udah di Revisi Malah makin bagus!!

    BalasHapus